Meskipun ukiran kayu telah digunakan di Cina dan Jepang selama berabad-abad, contoh Eropa tertua yang diketahui berasal dari awal abad ke-15. Ukiran kayu adalah teknik pencetakan berbasis kayu yang melibatkan ukiran teks dan gambar ke permukaan sepotong kayu. Bagian yang dicetak dipegang sejajar dengan permukaan sedangkan bagian yang tidak dicetak dihilangkan dengan pisau atau pahat. Tinta dibuat dari jelaga (dari lampu minyak) dicampur dengan minyak, biji rami, pernis atau direbus. Jenis Buku pada abad ini masih langka karena ditulis dengan tangan oleh ahli-ahli Taurat. Universitas Cambridge merupakan salah satu perpustakaan terbesar di Eropa – yang mempunyai 122 buku.
1. Cetak dengan balok kayu (Letter Print/Cut)
Menjelang abad ke-8, cetakan balok kayu (ukiran kayu) sudah dikenal di Cina, Korea, dan Jepang. Pencetakan buku, sebaliknya, tidak dikenal di Eropa hingga awal abad ke-15. Pada saat itu, teknik mencetak dengan tongkat kayu (letterpress) hanya digunakan untuk gambar, tetapi belakangan juga untuk huruf. Ternyata mencetak huruf jauh lebih sulit daripada mencetak gambar. Karena saat memotong, kayunya harus dibalik agar bisa langsung terbaca begitu ditekan.
2. Cetak dengan huruf individual
Pada tahun 1440, Johannes Gutenberg dari Mainz, Jerman, menemukan sistem percetakan yang sangat praktis. Itu adalah ide Gutenberg untuk menggunakan huruf individual yang diukir di kayu dalam pengembangan logam selanjutnya. Satu huruf tersebut dapat disusun menjadi kata atau kalimat yang setelah dicetak dapat dibongkar dan dimasukkan kembali ke dalam kotak dan digunakan kembali.
Pada masa ini ditemukan movable type (type yang bisa dibongkar pasang) yang tersimpan pada dua kotak. Kotak yang atas berisi semua huruf besar dan kotak yang bawah berisi huruf kecil. Karena itu huruf besar dikenal sebagai upper case letter (huruf kotak atas) dan huruf kecil dikenal sebagai lower case letter (huruf kotak bawah), dan sampai sekarang istilah ini masih dipakai dalam dunia percetakan.
Mesin cetak pertama dibuat berdasarkan mesin buah. Referensi cetak diberi tinta dengan bantalan (sekarang rol tinta); selembar kertas diletakkan di atas dan hasil cetakan dicapai dengan meratakan kertas. Gutenberg hanya menggunakan font Gothic. Namun, font kuno pertama diukir dan dilemparkan sekitar tahun 1500 di Eropa selatan.