Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di Indonesia menunjukkan sebanyak 11,2% anak usia 5-12 tahun tergolong kurus, sebanyak 30,7 % pendek dan 18,8 % kegemukan dan obesitas. Global National Report 2014 menyebutkan bahwa Indonesia memiliki angka gizi kurang maupun gizi lebih yang tinggi. Walaupun sudah terjadi penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada anak usia 5-12 tahun dari tahun 2010 sebesar 47,8% menjadi 41,9% pada tahun 2013, namun diikuti dengan peningkatan prevalensi gizi lebih pada tahun 2010 sebesar 9,2% menjadi 18,8% tahun 2013. Lokasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini adalah Panti Asuhan Mizan Amanah Cidodol Jakarta Selatan dengan hasil analisis situasi sebagai berikut; 1). Sebesar 20% anak asuh mengalami stunting dan 10% mengalami wasting; 2). Merupakan panti asuhan yang memberikan uang saku kepada anak-anak yatim setiap harinya sebagai uang jajan; 3). Belum pernah memperoleh pendidikan gizi seimbang untuk anak asuh dari instansi manapun. Luaran yang ingin dicapai adalah teridentifikasinya konsep pesan gizi seimbang yang spesifik yang bisa disosialisasikan dengan lebih mudah melalui media games MAGIS (Mading Gizi Seimbang). Sebagai kriterianya adalah adanya perbaikan pengetahuan anak terkait gizi seimbang anak usia sekolah dasar setelah kegiatan abdimas, dibuktikan dengan hasil uji statistik yang signifikan antara pre-test dengan post-test. Disamping itu, terpublikasinya kegiatan abdimas dalam jurnal abdimas Universitas Esa Unggul. Secara konsep, kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan analisis situasi dan masalah. Kegiatan dimulai dari tahap planning lalu organizing kemudian actuating, diakhiri dengan evaluating. Penyuluhan mengenalkan konsep gizi seimbang melalui permainan edukatif MAGIS. Kegiatan pada awalnya dimulai dari tahapan planning berupa analisis situasi/masalah, dilengkapi dengan pencarian data terkait masalah dan pengumpulan data lokasi kegiatan kemudian pengurusan perizinan lokasi penyuluhan. Pada tahap selanjutnya adalah organizing meliputi kerja sama dengan pihak Mizan Amanah, kerja sama dengan pihak program studi/universitas terkait persiapan media KIE, pelibatan mahasiswa dalam rangkaian kegiatan dan pelibatan anak-anak yatim sebagai subjek dalam pengukuran status gizi dan assessment pengetahuan gizi seimbang. Tahap ketiga adalah actuating/pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Diawali dengan pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap anak-anak asrama Mizan Amanah mengenai gizi seimbang sebelum diberikan pendidikan gizi seimbang dan permainan edukatif MAGIS. Setelah analisis masalah dilanjutkan dengan presentasi materi pendidikan yang telah disiapkan dan permainan edukatif MAGIS. Actuating diakhiri dengan post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap anak-anak asrama Mizan mengenai gizi seimbang setelah diberikan pendidikan gizi seimbang. Tahap keempat adalah evaluating, berupa evaluasi hasil kegiatan dengan cara membandingkan tingkat pengetahuan anak-anak sebelum diberikan penyuluhan (pre-test) dengan setelah diberikan penyuluhan (post-test) untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan pendidikan gizi seimbang. Tahap kelima adalah reporting, berupa pembuatan laporan kegiatan penyuluhan sebagai narasi/deskripsi kegiatan dan sebagai bukti telah terselenggaranya kegiatan abdimas dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan. Dengan melibatkan pengurus Mizan Amanah Cidodol, kegiatan edukasi menyampaikan konsep dan pola gizi seimbang spesifik untuk anak usia sekolah dasar untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap gizi anak asuh. Terdapat sedikit peningkatan pengetahuan gizi dan sikap antara sebelum dan setelah kegiatan abdimas namun secara statistik tidak signifikan.
PENDIDIKAN GIZI SEIMBANG MELALUI PERMAINAN EDUKATIF MAGIS (MADING GIZI SEIMBANG), PANTI ASUHAN MIZAN AMANAH CIDODOL