Belum banyak mahasiswa lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan, kondisi tersebut didukung oleh kenyataan bahwa sebagian besar lulusan universitas lebih mengutamakan sebagai pencari kerja dari pada menciptakan lapangan kerja ini adalah masalah penelitian. Tujuan pertama, mengevaluasi materi pembelajaran kewirausahaan. Kedua menyempurnakan model pembelajaran kewirausahaan di universitas sebagai dasar keterampilan mahasiswa menjadi mandiri berwirausaha. Sebenarnya belum terdapat model pembelajaran kewirausahaan universal untuk pengajaran kewirausahaan. Tehnik pembelajaran tergantung pada tujuan, isi dan kendala pengajaran pada institusional. Kebanyakan program pendidikan kewirausahaan menyajikan tujuan yang belum sempurna, mata kuliah tidak dilengkapi dengan praktek wirausaha. Melalui identifikasi berbagai tujuan model pendidikan kewirausahaan, mungkin memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan pendidikan serta pilihan yang lebih inovatif mengenai kriteria evaluasi dan pengajaran. Metode untuk pelaksanaan dengan survey dengan purpose sempling yakni mahasiswa yang sudah mendapatkan pmata kuliah kewirausahaan, alat analisa yang digunakan Regresi dengan menggunakan SPSS. Hasil analisa menunjukkan bahwa responden sejumlah 164 terdiri dari wanita 113 orang dan laki-laki 51 orang, sedangkan umur antara 19 sampai 44 tahun. Hipotesis penelitian adalah diduga terdapat pengaruh positif signifikan model pembelajaran enterepreneurship yang dilengkapai dengan pelatihan keterampilan gunting rambut. Hasil analisa menunjukkan bahwa hipotesis diterima bahwa mereka menyukai belajar kewirausahaan melalui model pertama tatap muka dikelas, pelatihan gunting rambut dan bimbingan membuat proyek. Model kedua tatap muka dikelas, pelatihan gunting rambut dan menciptakan usaha baru. Model ketiga tatap muka di kelas, studi kasus dan kunjungan ilmiah. Model keempat tatap muka dikelas, seminar dan dosen tamu entrepreuneurship. Hasil tersebut disimpulkan bahwa pilihan mahasiswa dominan pada tatap muka, pelatihan industri potong rambut, bimbingan proyek. Maka disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dit erima, untuk itu disarankan kepada peguruan tinggi agar selain kuliah tatap muka, ditambahkan pelatihan industry gunting rambut dan bimbingan membuat proyek.

MODEL PEMBELAJARAN ENTERPRENEURSHIP YANG TEPAT DI PERGURUAH TINGGI