Hampir separuh ibu hamil di Indonesia mengalami anemia berdasarkan data Riskesdas 2018 (48,9%). Terjadi peningkatan prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia yang pada tahun 2013 sebanyak 37,1%. Lokasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini adalah wilayah Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat, dengan hasil analisis situasi sebagai berikut; 1). Berlokasi di daerah padat penduduk; 2). Kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah; 3). Merupakan pelayanan kehamilan yang paling banyak (120-150 pemeriksaan ibu hamil per hari); 4). Rata-rata jumlah ibu hamil yang tercatat mengalami anemia dan konsultasi ke poli gizi sebanyak 60-70 orang per bulan, ada kemungkinan jumlah ibu hamil yang anemia di Puskemas Kecamatan Kebon Jeruk sebenarnya lebih besar dari angka tersebut karena adanya skema rujuk keluar puskesmas. Luaran yang ingin dicapai adalah teridentifikasinya konsep pesan pola makan yang spesifik yang bisa disosialisasikan dengan lebih mudah melalui media KIE terkait dengan pemenuhan gizi untuk normalisasi dan pemeliharaan kadar hemoglobin ibu hamil sehingga meningkatkan kualitas ouput kehamilan. Sebagai kriterianya adalah adanya perbaikan pemahaman dan sikap ibu hamil terkait pemenuhan kebutuhan zat gizi untuk normalisasi kadar hemoglobin setelah kegiatan abdimas, dibuktikan dengan hasil uji statistik yang signifikan antara pre-test dengan post-test. Disamping itu, terpublikasinya kegiatan abdimas dalam jurnal abdimas Universitas Esa Unggul. Secara konsep, kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan analisis situasi dan masalah. Kegiatan dimulai dari tahap planning lalu organizing kemudian actuating, diakhiri dengan evaluating. Penyuluhan mengenalkan konsep dan pola pemenuhan kebutuhan zat gizi untuk normalisasi kadar hemoglobin bagi ibu hamil, dan memberdayakan ibu hamil agar mampu secara mandiri mempertahankan kadar hemoglobin normal. Kegiatan pada awalnya dimulai dari tahapan planning berupa analisis situasi/masalah, dilengkapi dengan pencarian data terkait masalah dan pengumpulan data lokasi penyuluhan kemudian pengurusan perizinan lokasi penyuluhan. Pada tahap selanjutnya adalah organizing meliputi kerja sama dengan pihak puskesmas, kerja sama dengan pihak program studi/universitas terkait persiapan media KIE, pelibatan mahasiswa dalam rangkaian kegiatan dan pelibatan ibu hamil sebagai subjek dalam pengukuran status gizi dan kebiasaan konsumsi minuman/makanan. Tahap ketiga adalah actuating/pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Diawali dengan pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kaitan kebiasaan konsumsi makanan/minuman dengan kadar hemoglobin, pengertian dan akibat anemia terhadap kehamilan sebelum diberikan penyuluhan. Setelah analisis masalah dilanjutkan dengan presentasi materi penyuluhan yang telah disiapkan dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan tingkat pengetahuan awal ibu hamil berdasarkan hasil pre-test. Actuating diakhiri dengan post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil setelah diberikan penyuluhan. Tahap keempat adalah evaluating, berupa evaluasi hasil penyuluhan dengan cara membandingkan tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan penyuluhan (pre-test) dengan setelah diberikan penyuluhan (post-test) untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan penyluhan. Tahap kelima adalah reporting, berupa pembuatan laporan kegiatan penyuluhan sebagai narasi/deskripsi kegiatan dan sebagai bukti telah terselenggaranya kegiatan penyuluhan dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan penyuluhan.
LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT PEMBERDAYAAN IBU HAMIL DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ZAT GIZI UNTUK NORMALISASI DAN PEMELIHARAAN KADAR HEMOGLOBIN