Banyaknya kasus keracunan makanan yang terjadi dimasyarakat saat ini mengindikasikan adanya kesalahan yang dilakukan masyarakat dalam mengolah dan mengawetkan makanan yang dikonsumsi. Hal ini disebabkan karena budaya pengolahan pangan yang kurang memperhatikan nilai gizi, keterbatasan pengetahuan serta desakan ekonomi. Sehingga masalah pemenuhan dan pengolahan bahan pangan dengan baik terabaikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap dengan penggunaan bahan tambahan pangan pada tahu yang tidak habis terjual (bersisa) di Pasar Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Teknik Pengambilan sampel dilakukan secara sampling jenuh (sensus), dengan responden penjual tahu di Pasar Daerah Koto Tangah Padang tahun 2016. Uji Bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan pengetahuan penjual tahu dengan perilaku penggunaan bahan tambahan pangan pada tahu yang tidak habis terjual di Pasar Daerah Koto Tangah Padang (p-value 0.896) dan tidak adanya hubungan sikap penjual tahu dengan perilaku penggunaan bahan tambahan pangan pada tahu yang tidak habis terjual (p-value 0,177). Dengan melakukan Training of Trainer (TOT) mengenai keamanan pangan serta mengikuti penyuluhan tentang Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) serta praktek penggunaan bahan tambahan pangan diharapkan dapat menambah pengetahuan penjual terhadap penggunaan bahan tambahan pangan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) PADA TAHU YANG TIDAK HABIS TERJUAL DI PASAR DAERAH KOTO TANGAH PADANG TAHUN 2016

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *