Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam menuju keselamatan pasien. Penerapan budaya keselamatan di rumah sakit adalah sesuatu yang mutlak harus diaplikasikan sejalan dengan sistem keselamatan. RS. X di Tangerang telah memiliki unit penjamin mutu namun masih adanya angka KTD yang terjadi, serta di awal tahun 2016 telah terjadi penurunan angka pelaporan kejadian insiden di RS.X. Hal ini menggambarkan tidak berjalannya sistem keselamatan pasien di RS.X Tangerang yang berdampak pada lemahnya budaya pelaporan insiden keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran budaya keselamatan pasien pada seluruh pegawai di RS.X Tangerang tahun 2016 dilihat dari 12 dimensi budaya keselamatn pasien menurut Association Health Care and Reasearch Quality (AHRQ). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan design cross sectional dilakukan diseluruh unit pelayanan RS.X. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang langsung melayani pasien yang berjumlah 335 orang. Hasil penelitian manunjukkan bahwa rata-rata respon positif dari 12 dimensi budaya keselamatan pasien adalah 62,11%. Dimensi yang memiliki respon positif teringgi adalah Organization Learning (96,3%), dan dimensi yang memiliki respon positif terendah adalah Staffing (9,4%). RS.X diharapkan dapat meneruskan dan mempertahankan program � program keselamatan pasien, mengevaluasi jumlah pegawai yang ada, meningkatkan motivasi pelaporan kejadian dan melakukan pengukuran budaya keselamatan pasien secara menyeluruh dan periodik.
GAMBARAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN PADA PEGAWAI DI RS.X TANGERANG TAHUN 2016