Riset Kesehatan Dasar (2018) menyatakan jumlah kejadian diare pada balita di Indonesia mencapai 93.916 jiwa. Berdasarkan data dan infomasi dari Puskesmas Kecamatan Cipayung diare pada balita bulan Januari s/d Oktober 2019 jumlah balita yang terkena diare sebanyak 817 (13,64%) dan menempati urutan kedua dari 10 besar penyakit pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Kecamatan Cipayung tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan besar sampel 81 ibu yang memiliki balita berusia 6-59 bulan, teknik pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling dianalisis dengan uji Chi-square. Penelitian ini dilakukan bulan Desember 2019-Januari 2020. Hasil univariat yaitu proporsi tertinggi kejadian tidak diare pada balita (66,7%), perilaku cuci tangan ibu yang buruk (67,9%), usia ibu yang tidak berisiko (69,1%), balita dengan sumber air minum terlindungi (81,5%). Terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif (PR=2,241, 95% CI=1,220-4118), perilaku cuci tangan ibu (PR=2,969, 95% CI=1,047-7,055), dan usia ibu (PR=2,803, 95% CI=1,544-5,076) dengan kejadian diare pada balita. Diharapkan pihak Puskesmas memberikan penyuluhan dan peragaan terlebih dahulu kepada ibu dan keluarga tentang pijat laktasi dan melakukan tanya jawab kepada masyarakat tentang tata cara cuci tangan yang baik dan benar pada saat penyuluhan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG TAHUN 2019

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *