Latar Belakang: Tuberkulosis merupakan pembunuh terbesar di seluruh dunia setelah HIV/AIDS. Dilihat dari data Riskesdas tahun 2013, provinsi banten adalah provinsi no. 5 tertinggi kasus TB paru yang mencapai 0,4 % dari angka kejadian TB paru di Indonesia. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB yaitu Case Detection Rate (CDR). Cakupan yang paling rendah CDR adalah Puskesmas Jatiuwung 8%. Tujuan: Megetahui Faktor � Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Jatiuwung Kota Tangerang Tahun 2016. Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross sectional , dengan jumlah sampel sebanyak 58 penderita yang diambil secara Sampling Jenuh. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisa secara bivariat dan univariat. Uji statistik penelitian menggunakan uji Chi-Square. Hasil : 45 penderita (77,6%) patuh minum obat, 47 penderita (81,0%) mengalami efek samping obat ringan, 38 penderita (65,6%) mendapatkan peran PMO baik dan 40 penderita (69,0%) mendapatkan peran petugas TB di Puskesmas yang baik. Analisa bivariat menunjukkan ada hubungan efek samping obat dengan kepatuhan minum obat TB (p-value = 0,000), ada hubungan peran PMO dengan kepatuhan minum obat TB (p-value = 0,006, ada hubungan peran petugas TB di puskesmas dengan kepatuhan minum obat TB (p-value = 0,000). Kesimpulan: Adanya hubungan antara peran petugas TB, efek samping obat dan peran PMO dengan kepatuhan minum obat. Maka perlu peningkatkan motivasi kerja petugas TB di puskesmas untuk kegiatan penyuluhan terhadap penderita dan sang PMO agar dalam masa pengobatan dapat berjalan dengan baik.
FAKTOR�FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS JATIUWUNG KOTA TANGERANG TAHUN 2016