Cut Nyak Dhien, juga dieja Tjoet Nja' Dhien, adalah seorang pemimpin pasukan gerilya Aceh pada masa Perang Aceh[1][2]. Ia lahir dari keluarga bangsawan Muslim di Aceh Besar di kabupaten VI mukim pada tahun 1848[1][3]. Setelah kematian suaminya Teuku Umar, dia memimpin aksi gerilya melawan Belanda selama 25 tahun[1]. Cut Nyak Dhien dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia secara anumerta pada 2 Mei 1964 oleh pemerintah Indonesia[1]. Dia meninggal pada tanggal 6 November 1908, di Sumedang, Hindia Belanda[1][2]. Berikut adalah beberapa fakta penting tentang Cut Nyak Dhien:
- Cut Nyak Dhien adalah pemimpin pasukan gerilya Aceh saat Perang Aceh
- Ia dilahirkan dalam keluarga bangsawan Muslim di Aceh Besar di kabupaten VI mukim pada tahun 1848[1][3].
- Setelah kematian suaminya Teuku Umar, dia memimpin aksi gerilya melawan Belanda selama 25 tahun[1].
- Dia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia secara anumerta pada tanggal 2 Mei 1964 oleh pemerintah Indonesia[1].
- Cut Nyak Dhien meninggal pada tanggal 6 November 1908 di Sumedang, Hindia Belanda
- Dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang
- Cut Nyak Dhien adalah seorang wanita yang berperang melawan Belanda dalam Perang Aceh, yang merupakan konflik panjang dan berdarah yang berlangsung dari tahun 1873 hingga 1904[4][3].
- Dia dikenal karena keberanian dan keterampilan kepemimpinannya
- Cut Nyak Dhien adalah simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme
Cut Nyak Dhien