Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh relative advantage, compatibility, complexity, trialability, dan observability secara simultan berpengaruh terhadap tingkat penerimaan dokter terhadap e-prescribing di RSUD Provinsi Banten. Desain penelitian ini adalah eksplanatori kausalitas (Explanatory Research). Dikategorikan kedalam penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua dokter yang bekerja di RSUD Provinsi Banten baik PNS dan non PNS, sebanyak 65 orang responden. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tingkat penerimaan dokter dan variabel independen adalah relative advantage, compatibility, complexity, trialability dan observability. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-4. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu relative advantage, compatibility, complexity, trialability, dan observability secara simultan berpengaruh positif terhadap tingkat penerimaan dokter terhadap e-prescribing di RSUD Provinsi Banten. Teori adopsi inovasi yang dikembangkan Rogers (1983) menjelaskan lima karakteristik inovasinya terbukti. Lima karakteristik inovasi karya Rogers (relative advantage, compatibility, complexity, trialablity, observability) yang secara teori bisa memprediksi kecepatan individu menerima ide-ide baru, dan membantu mensosialisasikan tentang inovasi e prescribing kepada dokter-dokter di RSUD Provinsi Banten melalui kelima karakteristik ini, terutama trialability dan relative advantage
TINGKAT ADOPSI DOKTER TERHADAP ELEKTRONIK PRESCRIBING DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI BANTEN MODIFIKASI TEORI DIFUSI INOVASI