Stunting merupakan kondisi kronis terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Prevalensi stunting di Indonesia cukup tinggi yaitu 37,2%. Salah satu penyebabnya adalah pemberian nutrisi yang tidak adekuat saat masa pertumbuhan. Stunting menurut World Health Organization (WHO) Child Growth Standart didasarkan pada indeks panjang badan dibanding umur (PB/U) atau tinggi badan dibanding umur (TB/U) dengan batas (z-score) kurang dari -2 SD. Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%). Hasil analisis lanjut data Riskesdas 2013 pada kelompok usia 2-3 tahun menemukan prevalensi sebesar 42,38 persen. Pemberian makan yang baik sejak masa awal pemberian MPASI hingga usia dua tahun merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada 2 tahun pertama kehidupan seorang anak sekaligus memenuhi hak. Program perbaikan gizi yang bertujuan meningkatkan jumlah dan mutu MP-ASI, selama ini telah dilakukan, diantaranya pemberian MP-ASI kepada bayi dan anak usia 6 � 24 bulan dari keluarga miskin. Secara umum terdapat dua jenis MP-ASI yaitu hasil pengolahan pabrik atau disebut dengan MP-ASI pabrikan dan yang diolah di rumah tangga atau MP ASI berbasis Rumah. Dalam istilah yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, produk ini disebut dengan MP-ASI lokal. Pemberian MP-ASI Berbasis Rumah memiliki beberapa dampak positif, antara lain; ibu lebih memahami dan lebih terampil dalam membuat MP-ASI dari bahan pangan lokal sesuai dengan kebiasaan dan sosial budaya setempat, sehingga ibu dapat melanjutkan pemberian MP-ASI Berbasis Rumah secara mandiri.
EDUKASI POLA PEMBERIAN MPASI RUMAHAN PADA KELAS MPASI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (FORUM KOMUNITAS SAHABAT GIZI DI RUANG KOMUNAL, TOMANG 26 OKTOBER 2019)