Latar Belakang : Sick Building Syndrome merupakan gangguan kesehatan di dalam ruang perkantoran gedung bertingkat. . Gedung Menara Batavia merupakan salah satu contoh gedung perkantoran bertingkat dan tertutup yang menggunakan sistem pengaturan udara dengan Air Conditionr (AC). Berdasarkan keluhan yang dirasakan karyawan PT Asuransi Reliance Indonesia yang berada di lantai 8, dan belum adanya penelitian yang dilakukan tentang Sick Building Syndrome sebelumnya di PT Asuransi Reliance Indonesia, maka dilakukan penelitian mengenai Sick Building Syndrome yang dapat dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara suhu dan kelembaban dengan keluhan Sick Building Syndrome dan karakteristik responden (umur, jenis kelamin, lama kerja, riwayat alergi dan keluhan SBS) pada karyawan Departemen Health Claim PT. Asuransi Reliance Indonesia yang bekerja di dalam gedung. Metode penelitian : Jenis penelitian dengan deskriptif analitik, dan desain studi crossectional. Dengan populasi 84 orang dan pengambilan sampel secara total sampling, seluruh populasi dijadikan sampel. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat (chi-square). Hasil : Dari hasil analisis, didapatkan 44 responden (52,4%) mengalami keluhan SBS dan 40 responden (47,6%) tidak mengalami keluhan SBS. Terdapat hubungan yang bermakna dengan keluhan SBS pada variabel suhu P value (0,020), dan terdapat hubungan yang bermakna dengan keluhan SBS pada variabel kelembaban P value (0,020). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara suhu dan kelembaban dengan keluhan SBS pada karyawan di Departement Health Claim PT Asuransi Reliance Indonesia Jakarta tahun 2016.
HUBUNGAN ANTARA SUHU DAN KELEMBABAN DENGAN KELUHAN SICK BUILDING SYNDROME PADA KARYAWAN DEPARTEMEN HEALTH CLAIM PT ASURANSI RELIANCE INDONESIA JAKARTA 2016