ANALISIS PERENCANAAN MENU, HUBUNGAN DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN SISA MAKANAN TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 4 CENGKARENG

Latar Belakang: Salah satu hal terpenting dalam pemberian makanan pada lansia adalah makanan yang disajikan harus memenuhi kebutuhan gizi, diberikan secara teratur dalam porsi sedikit tetapi sering, makanan harus bertahap dan bervariasi agar tidak menimbulkan kebosanan, makanan harus sesuai dengan petunjuk dokter bagi lansia tertentu dan makanan harus berbentuk lunak. Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan di Institusi ditentukan oleh penerimaan makanan yang disajikan. Status gizi dan status kesehatan sangat ditentukan oleh kondisi yang dialami oleh lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis perencanaan menu, hubungan densitas energi konsumsi dan sisa makanan terhadap status gizi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Cengkareng. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan total responden 50 lansia. Analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil: Perencanaan menu di Panti Sosial dilakukan setiap satu tahun sekali dengan siklus menu tujuh hari disusun oleh Ahli Gizi Puskesmas dan memiliki struktur menu terdiri dari frekuensi pemberian makan 3 kali makan utama dan 2 kali selingan. Penerapan pada pemberian makan belum disesuaikan dengan menu yang telah dibuat oleh Ahli Gizi. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara densitas energi konsumsi dengan status gizi lansia (p = 0.589) (p>0.05) dan ada hubungan antara sisa makanan dengan status gizi lansia (p=0.010) (p<0.05). Kesimpulan: Perencanaan menu di Panti Sosial ada yang dilakukan sudah memenuhi dan sebagian belum memenuhi faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan menu di Institusi. Terdapat hubungan antara sisa makanan dengan status gizi lansia, faktor utama yang memengaruhi status gizi adalah asupan makanan. Hal ini dikarenakan tidak hanya karena sisa makanan yang sedikit (<20%) yang menyebabkan berisiko gizi kurang namun ada faktor lain berdasarkan pertanyaan dan hasil skor MNA.